Merasakan berbagai problematika pendidikan dalam negri ini, tentunya tidak bisa dibiarkan. Sebab, akar permasalahan yang melanda Indonesia sejatinya terdapat dalam sistem pemerintahan yang sedang berjalan tanpa roda kesadaran dari pihak pemerintah sendiri.
Hal ini terbukti karena lemahnya eksistensi komitmen pemerintah dalam melajurkan sistem pendidkan dalam negri.
Jadi, tidak mengherankan apabila pendidikan akan
berimplikasi pada degradasi mutu kualita sumber daya manusia dalam negri.
Alhasil, anak bangsa tidak kuasa bersaing dalam ranah social, terlebih di era
globalisasi saat ini.
Jika menelisik lebih mendalam mengenai degradasi
kualitas anak bangsa, seluruhnya bukan salah pemerintah. Walaupun sejatinya,
pemerintah juga termasuk biang keladi dalam masalah tersebut. Sebagai saksi
bisunya adalah mahalnya biaya untuk memasuki jenjang akademik.
Tentunya, bagi masyarakat yang stratifikasi
sosialnya normal dan tinggi, tidak ada hambatan baginya untuk menyekolahkan
anaknya. Akan tetapi, bagi masyarakat yang masih bisa dikatakan bergantung pada
mata pencahariannya setiap hari, yang hasilnya tidak sebanding dengan pekerjaan
yang dilakukan, tentunya merupakan kesukaran yang sangat terjal. Sebab, tidak
dapat dielakkan lagi, mereka akan mengalami kesulitan dalam memperjuangkan hak
anaknya untuk mengenyam pendidikan.
Untuk itu, salah satu cara pemerintah untuk
menyelami problematika tersebut, yaitu dapat ditempuh dengan cara
pemerataan pendidikan disetiap elemen masyarakat, tanpa pandang bulu mengenai
stratifikasi sosial yang disandangnya.
Menyoal Problematika Pendidikan Indonesia
Harus diakui, problematika pendidikan bukan
sekedar masalah yang mudah untuk diatasi. Sebab, berbagai langkah telah dilakukan
oleh pihak pemerintah, namun hasilnya tetap sama, yaitu tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Hal ini terjadi karena ada dua kemungkinan yang menjadi faktor
dan indikator masalah tersebut, yaitu faktor internal dan eksternal.
Namun, faktor yang lebih mendominasi adalah
eksternalnya. Misalnya saja, sistem pendidikan yang diterapkan dari pihak
sekolah yang nilainya bisa dibilang sangat buruk. Hal itu terjadi karena
kurangnya efektifitas pendidikan dari pengajar atau pendidik.
Sejatinya, pendidikan efektif merupakan suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
Sejatinya, pendidikan efektif merupakan suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
Namun, jika merasakan pendidikan Indonesia saat
ini, sangat jauh dari keefektifan. Mengapa demikian? Sebab, kebanyakan pendidik
sekarang ini belum mengetahui apa tujuan dan apa yang akan dihasilkan dari
pembelajaran tersebut.
Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi
pendidik untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar dapat berguna
bagi peserta didik, terlebih bagi negara yang akan mengalami signifikansi dalam
mengatasi degradasi mutu pendidikan.
Faktor eksternal yang kedua yaitu, minimnya
efisiensi pengajaran di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh rendahnya mutu atau
kualitas pegajar. Karena tidak dapat dipungkiri rendahnyamutu pengajar
merupakanpenyebabpeserta didik kurang mencapai hasil yang diharapkan. Alhasil,
akan berimplikasi terhadap terhambatnya prosespeningkatan sumber daya manusia
(SDM)untuk menjadilebih baik.
Faktor ketiga yaitu, tidak adanya standarisasi
pendidikan yang akan dikenyam oleh peserta didik. Artinya, dalam menjalankan
roda pendidikan di Indonesia, pemerintah belum menentukan langkah apa yang akan
diambil dan apa yang akan dihasilkan.
Padahal, standarisasi pendidikan merupakan hal
yang sangat urgen dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Sebab,
standarsasi merupakan target pencapaian peserta didik dan pendidik.
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan keduanya
memiliki orientasi yang sama, yaitu keberhasilan dalam bidang masing-masing.
Misalnya saja, prestasi yang didapat peserta didik merupakan buah atau hasil
dari jerih payahnya dalam bersungguh-sungguh dengan menekuni pembelajarannya.
Hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh Dr. Mohammad Nasih, bahwa dalam
mencapai suatu keberhasilan yaitu dengan cara konsisten dalam belajar.
Begitupun sebaliknya, seorang guru atau pendidik
juga merasakan hal yang sama, pendidik dapat dikatakan berhasil manakala
pendidik tersebut mampu mentransfer ilmunya dengan baik kepada para pesertanya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
problematika pendidikan Indonesia bermula dari sistem yang telah berjalan
selama ini. Oleh sebab itu, pemerintah harus lebih memerhatikan keadaan sumber
daya manusia (SDM) yang bisa dibilang “dilema” dalam masah pendidikan, yaitu
dengan cara pematangan komitmen dalam menentukan jejak langkah dan tujuan,
terlebih dengan merekonstruksi sistem pendidikan menjadi lebih baik. Karena
dengan begitu, akan memperbaiki keterpurukan Indonesia dalam menyelami
degradasi mutu pendidikan.Wallahu a’lam bi as-shawab
__________________________________________________________________
Sumber: http://www.rimanews.com/read/20130216/92162/menyelami-problematika-pendidikan-indonesias
0 komentar:
Posting Komentar