PEMBENTUKAN
KARAKTER ANAK MELALUI FUNGSI EDUKATIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pendidikan
semakin mengalami perubahan mengikuti transisi di segala bidang. Pendidikan
yang baik menunjukkan kualitas masyarakat di daerah tersebut. Namun tingkah
laku dan moral masyarakat pun ikut mengalami pergeseran. Maraknya penodaan
moral salah satunya disebabkan buruknya pendidikan. Pendidikan agama islam
sebagai pelopor keilmuan memiliki potensi yang besar dalam menanggulangi
kemerosotan individu. Pribadi agamis akan mampu meminimalisir akibat buruk dari
arus perkembangan yang sangat deras. Karakter agamis sebaiknya dibentuk sejak
masa anak hingga mempermudah perjalanan hidupnya kelak.
Kata
Kunci: pembentukan, karakter, pendidikan,
islam
Pergeseran
zaman yang cepat mengakibatkan pengembangan dan perubahan pada beragam aspek di
berbagai belahan negara. Tak terkecuali aspek pendidikan yang merupakan penanda
kualitas dan mutu tiap individu di suatu daerah. Keseluruhan unsur pendidikan
pun ikut teraliri arus perubahan yang tak terbendung lagi. Namun seringkali
arus perubahan itu ikut merubah moral dan karakter tiap individu.
Semakin
maraknya perubahan dan penodaan moral semata-mata dimulai dari kurangnya akhlak
atau karakter yang bersifat agamis pada diri seseorang. Seseorang yang mampu
menanamkan jiwa yang beragama dengan baik, maka ia dapat menjalani kehidupan
multikultural dengan positif. Lain halnya apabila ia kurang berkarakter agamis
maka akan dengan mudah melakukan akhlak negatif.
Pendidikan
agama islam adalah salah satu cabang aspek pendidikan yang mayoritas dibutuhkan
oleh pribadi beragama islam. Ia sebagai pedoman hidup dan merupakan salah satu
sarana penanaman karakter yang benar. Didalamnya terdapat contoh-contoh
karakter islami yang sangat membantu tiap pribadi dalam menghadapi budaya
negatif. Karakter yang baik akan memudahkan pengembangan tiap individu dalam
bermasyarakat.
Selain
itu, pendidikan agama islam telah mengakar sejak masa lalu hingga sekarang yang
tak akan pudar kecuali disebabkan penurunan kualitas pribadi muslim. Dan fakta
yang ada mengatakan bahwa individu di zaman sekarang telah mengalami penurunan
kualitas dari segi akhlak mereka. Terutama di kalangan pribadi muslim yang
seyogyanya menjadi teladan yang baik bagi orang lain.
Karena
itu, penulis dalam artikel ini berkeinginan untuk mengungkapan peranan dan
efektifitas membentuk karakter dasar anak yang benar melalui fungsi edukatif
pendidikan agama islam. Hal ini disebabkan karakter individu sangat dipengaruhi
oleh apa yang diterima oleh tiap seseorang sejak masa kecilnya.
Pembentukan
Karakter Anak
“Karakter”
merupakan akar kata dari bahasa latin yang berarti dipahat (Mark Rutland: 2009,
3). Kehidupan seperti balok besi bila dipahat dengan penuh kehati-hatian akan
menjadi mahakarya agung. Maka, karakter merupakan kualitas atau kekuatan mental
atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang menjadi kepribadian khusus
sebagai pendorong dan penggerak serta membedakannya dengan yang lain.
Dalam
upaya mendidik karakter anak, harus disesuaikan menurut dunia anak tersebut.
Yakni selalu selaras dengan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pembentukan karakter diklasifikasikan dalam 5 tahapan yang berurutan dan sesuai
usia.
Tahap
pertama adalah membentuk adab, antara usia 5 sampai 6 tahun. Tahapan ini
meliputi jujur, mengenal antara yang benar dan yang salah, mengenal mana yang
baik dan yang buruk, serta mengenal mana yang diperintahkan.
Tahap
kedua adalah melatih tanggung jawab diri, antara usia 7 sampai 8 tahun. Tahapan
ini meliputi perintah menjalankan kewajiban shalat, melatih melakukan hal yang
berkaitan dengan kebutuhan pribadi secara mandiri, serta dididik untuk selalu
tertib dan disiplin sebagaimana yang telah tercermin dalam pelaksanaan sholat
mereka.
Tahap
ketiga adalah membentuk sikap kepedulian, antara usia 9 sampai 10 tahun.
Tahapan ini meliputi diajarkan untuk peduli terhadap orang lain terutama
teman-teman sebaya, dididik untuk menghargai dan menghormati hak orang lain,
mampu bekerjasama, serta mau membantu orang lain.
Tahap
keempat adalah membentuk kemandirian, antara usia 11 sampai 12 tahun. Tahapan
ini melatih menerima resiko sebagai bentuk konsekuensi bila tidak mematuhi
perintah, dididik untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Tahap kelima
adalah membentuk sikap bermasyarakat, pada usia 13 tahun ke atas. Tahapan ini
melatih kesiapan bergaul di masyarakat berbekal pada pengalaman sebelumnya.
Bila mampu dilaksanakan dengan baik, maka pada usia yang selanjutnya hanya
diperlukan penyempurnaan dan pengembangan secukupnya.
Pendidikan
Agama Islam
Pendidikan
berasal dari kata “didik” yang berarti melatih atau mengajar. Sedangkan menurut
istilah, pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Agama berasal dari bahasa
sansekerta yang berarti tidak kacau atau teratur. Agama dapat membebaskan
manusia dan kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya bahkan menjelang matinya.
Menurut terminologi agama adalah suatu tata kaidah yang mengatur hubungan
manusia dengan yang Agung.
Islam
berasal dari bahasa arab berarti selamat sentosa. Sedangkan secara umum adalah
agama yang disyari’atkan oleh Allah dengan perantaraan para Nabi dan RasulNya,
yang mengandung perintah-perintah, larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk
untuk kebahagiaan manusia di dunia dan diakhirat.
Dari
uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI)
adalah ilmu yang membahas pokok-pokok keimanan kepada Allah, cara beribadah
kepada-Nya, dan mengatur hubungan baik sesama manusia, serta makhluk lainnya
berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Fungsi
Edukatif Pendidikan Agama Islam
Pendidikan
agama islam (PAI) mempunyai beragam fungsi atau kegunaan yang sangat luas.
Salah satu fungsi terdepan dalam pendidikan agama islam adalah dalam bidang
edukasi. Yaitu, pendidikan agama islam selalu mengajarkan dan membimbing semua
umatnya agar senantiasa mampu menonjolkan dan mempraktekkan sikap maupun segala
jenis tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, ia juga mendorong setiap individu untuk selalu patuh
dan taat serta mengimplementasikan ajaran dan perintah agama
Pembentukan
Karakter Anak Melalui Fungsi Edukatif Pendidikan Agama Islam
Pendidikan
agama islam sejak dini akan sangat efektif dalam segi edukatifnya untuk
mempengaruhi pembentukan karakter anak yang baik. Ini karena di dalam sebuah
ruang lingkup keluarga dibutuhkan keharmonisan dan keseimbangan antar
anggotanya. Peran pribadi yang senior diharuskan memberi pelajaran yang junior
dan sesuai dengan porsinya sehingga dapat membawa angin perubahan menuju
sesuatu yang positif.
Dipandang
dari segi keterkaitannya, pembentukan karakter dasar seorang anak sejak dini
tentu sangat erat hubungannya dengan apa yang diajarkan dalam sisi edukatif
pendidikan agama islam. Telah begitu banyak bukti dan realita yang benar-benar
membuktikan secara nyata bahwasannya pembelajaran pendidikan agama islam
berperan besar dan mayoritas mampu mengantarkan tiap individu agamis menghadapi
kesulitan dan problematika yang ada dengan arif dan bijaksana.